Dentuman musik bergenre heavy metal menggelegar dari pengeras suara di Hall C Chroy Changvar International Convention and Exhibition Centre.
Ditambah, lampu sorot besar diarahkan pada petarung bertelanjang dada yang mengenakan celana pendek, ikat pinggang, dan ikat kepala yang siap menyerang dan menendang lawan di panggung yang cukup besar pada perhelatan SEA Games 2023.
Ya, sahabat Bonanza88 sudah bisa tebak bahwa ini merupakan salah satu cabang pertandingan dala SEA GAMES 2023 yakni Kun bokator.
Seperti kita ketahui akhir-akhir ini, Kun Bokator menjadi olahraga yang tengah ramai diperbincangkan selepasmenjadi salah satu dari cabang olahraga SEA Games 2023 Kamboja.
Ya, Kun Bokator muncul sebagai salah satu dari tiga cabang olahraga khas negara tuan rumah atau host country.
Berdasarkan pada gerakan dan juga gaya bertarung dari tiap-tiap atlet.
Meski terdengar cukup asing, namun Indonesia tetap saja mengirim atletnya untuk dapa bertanding di cabang olahraga Kun Bokator.
Apabila Bonanza88 tarik ke belakang, seni bela diri ini asalnya dari sebuah kerajaan Khmer yang ditampilkan pertama kalinya di SEA Games 2023. Dan debutnya menangkap seperti apa Phnom Penh bagi pengunjung yang pertama kali menonton.
Selama enam hari di “olimpiade” dua tahunan ini, olahraga khas Kamboja dengan sejarah lebih dari 1.000 tahun ini dipamerkan kepada khalayak moderen.
Pada hari Senin, babak final kompetisi, deretan bangku dipadati penonton yang datang untuk menyemangati para petarung lokalnya. Penonton yang sebagian besar Gen Z ramai menyaksikan aksi para atletnya di atas panggung.
Panhchapor Ponleu, 23, bekerja di bank lokal sampai mengambil cuti untuk mendukung adik laki-lakinya Pichmorokot, 19, yang berkompetisi di ajang beregu campuran.
Dia berkata bahwa Bokator populer di kalangan anak muda karena diajarkan di sekolah ketika kita berusia lima atau enam tahun. Di mana, mereka tumbuh dengan belajar mengapa olahraga satu ini begitu penting bagi budaya Myanmar.
Sejarah Kun Botakor
Melansir dari situs resmi MSE Asia, sebelum olahraga satu ini hadir di SEA Games 2023, Kun Bokator menjadi sebuah olahraga bertarung serius yang berasal dari militer Kamboja.
Kun Bokator sendiri lahir pada masa Kekaisaran Khmer yang sudah menguasai sebagian besar kawasan Asia Tenggara dalam periode abad ke-9 dan juga ke-15.
Kemudian, seni bela diri ini dikembangkan menjadi sebuah alat pertahanan diri. Di mana, kerajaan mengajarkan bagaimana bela diri ini sebagai sebuah cara dalam melindungi tanah dan rakyat Kekaisaran Khmer pada waktu itu.
Jika sahabat Bonanza88 bisa melihatnya, Kun Bokator merupakan gaya bertarung yang mana memanfaatkan berbagai teknik seperti serangan, tendangan, lemparan, kuncian sendi, hingga teknik bergulat.
Di mana, pembeda Kun Bokator dengan olahraga lain terletak pada penggunaan seluruh tubuh sebagai senjata bagi para pemain. Seorang Atlet Kun Bokator pun dilatih untuk dapat menggunakan siku, lutut, tulang kering, bahkan tidak menutup kemungkinan bagian kepala untuk bisa menyerang lawan.
Dalam teknik Kun Bokator memang berakar pada sebuah gerakan hewan yang mana tiap gerakan akan mewakili hewan berbeda.
Nah, perlu sahabat Bonanza88 keahui dalam SEA Games 2023 Kamboja, cabang olahraga Kun Bokator terbagi menjadi dua sesi. Yakni pada sesi pertama merupakan performatif yang mana atlet tunggal akan memamerkan gerakan di atas panggung.
Kemudian pada sesi kedua yakni agresif yang mana dua lawan bertarung sampai salah satunya mengenai benda matras.
Filosofi Kun Botakor
Mengutip situs resmi UNESCO, sesi pelatihan Kun Bokator di Kamboja tak cuma perihal teknik dan keterampilan fisik saja ya. Namun, tentu saja Kun Bokator mengajarkan perihal kedisiplinan mental dan bagaimana dalam menghormati alam dan juga berperilaku sopan santun dalam kehidupan bermasyarakat.
Selain itu, Guru Kun Bokator juga diyakini mempunyai kekuatan dalapenyembuhan danjuga perlindungan. Jadi, seorang atlet Kun Bokator turut pula dibekali akan pengetahuan tentang peran serta tanggung jawab dalam masyarakat.
Diharapkan, selepas para atlet menguasai keterampilan yang mana diperlukan, maka mereka bisa melindungi komunitas yang lemah atau rentan. Pasalnya, atlet Kun Bokator diharapkan juga bisa melindungi alam dan juga membela keadilan hingga perdamaian.
Sampai saat ini, Kun Bokator masih dipentaskan sebagai bagian dari ritual persembahan para dewa kepercayaan setempat dan acara perayaan tertentu lainnya.
Seni bela diri Kun Bokator juga sering ditampilkan bersama dengan seni bela diri lain misalnya saja tarian, musik, hingga kepada pengobatan tradisional.
Nah, perwujudan dari nilai-nilai sosial, budaya dan agama itu bisa ditemula dalam setiap gerakan Kun Bokator ini. Hingga kini, cabor tersebut masih dimainkan masyarakat Kamboja, bahkan sampai dengan masyarakat negara Asia Tenggara lainnya.